KARAKTER.CO.ID – Berbagai indikator perekonomian Indonesia sudah mulai bangkit dari pandemi COVID-19 dan menuju ke arah perbaikan. Namun di sisi lain, ada ancaman baru lagi yang mengintai.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ancaman itu berasal dari lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi secara dramatis di India. Kejadian itu dinilai dapat menimbulkan ketidakpastian bagi ekonomi.
“Lonjakan kasus COVID-19 di India yang sangat dramatis dan menjalar ke berbagai negara menimbulkan ketidakpastian lagi,” kata Sri Mulyani dalam sidang Paripurna DPR RI, Kamis (20/5/2021).
Sri Mulyani menjelaskan saat ini pasar keuangan global sudah bergerak cukup stabil. Indeks volatilitas di pasar saham dan pasar obligasi global menurun dan aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan tren positif.
“Namun proyeksi kenaikan inflasi yang meningkat di Amerika Serikat dapat menciptakan efek rambatan, volatilitas dan ketidakpastian di sektor keuangan, serta dinamika arus modal global seperti saat terjadi taper tantrum tahun 2013,” katanya.
Dari sektor riil, indikator PMI Manufaktur April 2021 mencapai 54,6 yang menunjukkan terjadinya ekspansi selama 6 bulan berturut-turut.
“Perekonomian Indonesia juga berada pada trajektori pemulihan. Setelah mengalami kontraksi -5,32 persen di Triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi terus berada pada tren perbaikan,” ujar Sri Mulyani. (*)
Tidak ada komentar