KARAKTER.CO.ID – Bank Dunia mengumumkan akan menghentikan dukungan keuangan ke Afghanistan. Pengumuman yang disampaikan Selasa (25/8) kemarin itu terjadi di tengah kekhawatiran tentang nasib perempuan Afghanistan usai negara itu dikuasai Taliban.
Kabar dari Bank Dunia itu tak ayal langsung memberikan pukulan lain bagi ekonomi Afghanistan. Maklum, ekonomi negara itu memang sangat bergantung pada bantuan asing.
Di tengah ketergantungan itu, masyarakat di sana juga sedang dihantui momok kenaikan harga pangan.
“Kami sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara, terutama bagi perempuan,” kata juru bicara Bank Dunia Marcela Sanchez-Bender seperti dikutip dari CNN, Rabu (25/08).
Sebagai informasi, Bank Dunia telah memberikan komitmen lebih dari US$5,3 miliar untuk proyek-proyek pembangunan di Afghanistan. Jumlah komitmen itu terpampang dalam situs web mereka.
Selain itu, Bank Dunia melalui Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan juga telah mengumpulkan lebih dari US$$12,9 miliar untuk negara tersebut.
“Kami telah menghentikan pencairan dana dalam operasi kami di Afghanistan dan kami memantau dan menilai situasi dengan cermat sesuai dengan kebijakan dan prosedur internal kami,” kata Sanchez-Bender.
Bank Dunia mengatakan akan terus berkonsultasi dengan komunitas internasional dan mitra pembangunan terkait masalah di Afghanistan.
“Bersama dengan mitra kami, kami mencari cara agar kami dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan,” kata Sanchez-Bender.
Orang-orang Afghanistan berpotensi menghadapi masalah ekonomi usai pemerintahan mereka jatuh ke tangan Taliban. Warga di sana berpotensi menghadapi ancaman inflasi setelah mata uang negara itu jatuh ke rekor terendah menyusul terjadinya masalah itu.
Mantan kepala bank sentral Afghanistan Ajmal Ahmady berharap masyarakat internasional bisa membantu warga Afghanistan menghadapi masalah itu.
“Bantuan kemanusiaan tidak hanya perlu tetap ada, tetapi perlu ditingkatkan selama beberapa hari dan bulan ke depan,” katanya. “Jangan menunggu sampai krisis lain melanda,” katanya. (*)
Tidak ada komentar