KARAKTER.CO.ID – Menteri Koperasi dan UKM Teten Madsuki mengungkapkan masih banyak pelaku usaha kelas menengah yang kesulitan mengakses pembiayaan.
Menurutnya hal ini berbahaya bagi perekonomian karena membuat pelaku UMKM menjadi kurang produktif dan kalah saing dengan pemain yang lebih besar.
“Saya dapat konfirmasi dari Himbara, yang tengah (usaha menengah) makin berkurang yang mengakses pembiayaan dari perbankan. Ini sangat berbahaya karena tidak produktif bagi ekonomi kita,” ujar Teten dalam acara halal bihalal online yang dihadiri oleh keluarga besar Kemenkop UKM, Senin (17/5).
Tak hanya skala menengah, Teten juga menuturkan masih banyak usaha mikro dan kecil yang belum dapat mengakses pembiayaan formal melalui perbankan. Hal ini turut menyebabkan angka pertumbuhan wirausaha stagnan di kisaran 3,4 persen.
“Ini berkaitan dengan kapasitas usaha mereka yang tidak berkembang lalu produk mereka yang tidak dapat bersaing,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia meminta akses pembiayaan terhadap pelaku usaha mikro dan kecil juga makin dimudahkan terutama oleh perbankan. Targetnya, porsi pembiayaan perbankan untuk UMKM bisa mencapai 30 persen dalam tiga tahun mendatang.
Di luar masalah kredit modal kerja, kata Teten, hambatan berkembang bagi UMKM juga disebabkan sulitnya mengakses izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Alhamdulillah Presiden Joko Widodo setuju, hingga 2024 porsi perbankan untuk UMKM bisa lebih dari 30 persen,” jelas Teten.
“Ini paling negatif dan harus kami kejar kemudahan untuk izin edar. Jadi kami akan susun standar khusus bagi produk UMKM untuk diajukan ke BPOM agar ada kemudahan,” pungkas Teten. (*)
Tidak ada komentar