Psikolog: Libatkan Suami dalam Mengasuh Anak

2 menit reading
Rabu, 19 Mei 2021 20:57 0 66 Redaksi

KARAKTER.CO.ID – Mengasuh anak merupakan tanggung jawab kedua orang tua, bukan semata jadi beban berat seorang ibu yang biasanya lebih terlibat untuk masalah buah hati.

Psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia, Irma Gustiana mengatakan ayah tidak hanya bertugas jadi sosok penyedia kebutuhan jasmani, tapi juga rohani karena berperan sebagai pelindung, guru, panutan, teman bermain serta penyayang anak dan ibu. Untuk itu, ia mengatakan agar melibatkan ayah dalam mengasuh anak.

Di masa pandemi, sesungguhnya ayah dapat semakin berperan serta dalam pengasuhan tumbuh kembang anak sebagai upaya mencegah anak jenuh, bosan, stres hingga depresi.

Irma menegaskan, komunikasi adalah kunci penting dalam keharmonisan suami istri, terutama bila istri ingin mengajak suami agar lebih terlibat dalam pengasuhan buah hati.

Bila suami termasuk orang yang jarang berinteraksi dengan anak, istri bisa mempraktikkan cara berkomunikasi yang baik seperti ini agar tidak memicu pertengkaran.

“Carilah momen sama pasangan, sampaikan ‘I’ message. Bilang, ‘Saya merasa begini… kita harus bicarakan ini karena…’,” katanya, seperti dikutip Antara.

Sampaikan keinginan dari sudut pandang Anda, jangan membuat kesan bahwa Anda jadi menyalahkan pasangan.

Komunikasi akan berjalan lebih lancar bila kedua belah pihak dalam kondisi fit, juga suasana hati yang baik. Oleh karena itu, bicarakan masalah ini ketika kebutuhan dasar pasangan sudah terpenuhi sehingga suasana hatinya juga dalam kondisi yang baik.

Pastikan pasangan sedang tidak merasa pusing tujuh keliling akibat masalah kantor. Carilah momen tepat agar diskusi berbuah positif.

“Jangan ajak bicara pas lagi lapar,” ujar dia.

Setelah suami sudah sepakat untuk lebih terlibat dalam mengasuh anak, Irma menuturkan beberapa contoh aktivitas yang bisa memperkuat hubungan antara ayah dan anak.

Pertama, memandikan anak. Aktivitas sederhana yang bisa dilakukan sejak bayi ini memungkinkan ayah dan anak jadi lebih dekat lewat sentuhan kulit yang menurunkan tingkat stres anak.

Ajak pula suami untuk berbagi tugas dalam mengganti popok yang juga memungkinkan terjadinya kontak fisik. Ayah juga bisa memijat anak, juga menemani buah hati sebelum tidur dengan bercerita atau membacakan buku sejak dini.

“Anak bisa mendengarkan kosa kata ayah, lalu membedakan suara ayah yang berat dan suara ibu yang lembut, dia jadi belajar auditory,” ujarnya.

Kemudian, seorang ayah juga bisa menenangkan buah hati ketika menangis. Wajar bila awalnya terasa canggung karena pekerjaan itu biasanya dilakukan oleh ibu. Lama kelamaan anak akan terbiasa dengan sentuhan ayah dan akan jadi tenang ketika dipeluk ayah saat sedang rewel.

“Main bersama dan berolahraga dengan anak juga jadi aktivitas yang membangun bonding (ikatan) anak dan ayah,” ujarnya.(*)

Print Friendly, PDF & Email

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
.read_related { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .bio_avatar { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .beritaxx_related { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .area_footer_menu taxx_clear { display: none !important; } .after_title { display: inline !important; font-size: 14px !important; } .secondary_content { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .footer { display: none !important; } .taxxfooter { display: none !important; } .have_comment { display: none !important; }