KARAKTER.co.id, BONTANG – Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang, Heri, menyampaikan pandaganya terhadap pendidikan seksualitas pada anak-anak. Menurutnya, isu ini belum mendapatkan perhatian serius, terutama dari orang tua.
“Privasi anak-anak itu harus dijaga. Yang perlu diedukasi pertama itu sebenarnya adalah orang tua,” tegasnya saat ditemui, Selasa, 2 Juni 2025.
Ia menyayangkan masih banyak orang tua yang melepaskan anak-anak mereka tanpa pengawasan ketat. “Banyak orang tua, meskipun tidak semua, masih membebaskan anaknya begitu saja,” lanjutnya.
Heri menyebut bahwa sebagian besar orang tua masih menganggap pendidikan seks sebagai hal yang tabu. Padahal sambung dia, edukasi tentang seksualitas seharusnya ditanamkan sejak dini, dimulai dari rumah.
“Harusnya semua pihak berperan, dari kelurahan, lingkungan setempat, bahkan Puskesmas harus terlibat,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa edukasi semacam ini tidak cukup hanya menyasar anak-anak. “Percuma anaknya paham, tapi orang tuanya tidak. Edukasi itu harus kolektif, dua-duanya paham,” pintahnya.
Ia menyoroti sikap sebagian orang tua yang masih menganggap pembelajaran seksualitas tidak penting. “Di sekolah pun biasanya hanya sebatas bicara soal menstruasi. Tidak ada pembelajaran yang masuk ke ranah privasi,” bebernya.
Heri menegaskan bahwa pemerintah harus aktif menyosialisasikan pentingnya pendidikan seks ini. “Terutama kepada orang tua muda yang punya anak kecil. Apalagi anak perempuan.
Penting sekali,” saranya.
Ia juga mencontohkan perilaku orang tua yang tidak memberi batasan, bahkan memberi ruang yang rawan. “Ada loh orang tua yang membiarkan anaknya kerja kelompok berdua-duaan di kamar. Itu sudah fatal,” katanya prihatin.
Terakhir, dirinya menjelaskan pengaruh media sosial. Ia melihat banyak anak-anak yang belum cukup umur sudah bebas menggunakan HP.
“Anak usia dini sudah pegang HP. Media sosial itu bisa jadi bencana kalau tidak dikontrol,” paparnya.
Namun ia menegaskan bahwa teknologi tidak bisa dicegah, tapi harus diimbangi pemahaman. (Adv)












