KARAKTER.CO.ID, Samarinda – Pemerintah Kota Samarinda tak sekadar menggelar bursa kerja tahunan. Di balik kemeriahan Job Fair Samarinda 2025, terselip misi yang lebih besar yakni membangun ekosistem ekonomi kerakyatan berbasis wirausaha dan kemitraan lintas sektor.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Asisten I Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Suwarso, dalam sambutan pembukaan job fair, Rabu (25/6/2025). Ia menyebutkan bahwa sektor ketenagakerjaan tidak bisa dilepaskan dari keberlanjutan pembangunan ekonomi kota.
“Tenaga kerja adalah jantung dari setiap proses produksi. Maka ketika ekonomi berkembang, semestinya lapangan kerja ikut tumbuh. Di situlah letak keadilan ekonomi,” ujar Suwarso.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan tantangan klasik pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja yang tidak selalu seiring dengan penciptaan lapangan kerja baru. Ketimpangan inilah yang memicu pengangguran terbuka dan ketimpangan sosial.
Meski demikian, Samarinda dinilai berada di titik krusial untuk menciptakan momentum baru. Salah satu peluang besar datang dari pengembangan wilayah industri di Kecamatan Palaran, yang kini telah masuk dalam peta prioritas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terbaru.
“Setidaknya ada 25 investor yang menyatakan minat untuk masuk ke Palaran. Ini potensi besar untuk menyerap tenaga kerja lokal,” ungkap Suwarso.
Tapi kesiapan tenaga kerja lokal menjadi kunci. Ia menegaskan bahwa tanpa keterampilan dan pengetahuan yang memadai, peluang tersebut bisa saja tidak dinikmati warga setempat.
“Skill dan knowledge harus ditingkatkan. Kalau siap, mereka pasti diserap,” tambahnya.
Lebih dari sekadar membuka pintu kerja di sektor industri, Pemerintah Kota Samarinda juga mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan masyarakat dari tingkat paling bawah.
Melalui program Pro Bebaya, masyarakat diajak untuk tak hanya menjadi pencari kerja, melainkan pencipta kerja. Dari total anggaran Rp100 juta per RT, 40 persen dialokasikan untuk pemberdayaan ekonomi warga, seperti pelatihan usaha, pengadaan alat produksi, hingga pembentukan kelompok usaha mandiri.
“Kami ingin masyarakat membuka matanya, bahwa peluang ekonomi bisa muncul dari lingkungan terdekat. Kreativitas yang ada di RT bisa jadi sumber penghasilan yang berkelanjutan,” kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala BPBD Kota Samarinda itu.
Upaya ini tak dilakukan sendiri. Dinas Ketenagakerjaan aktif menggandeng lembaga pelatihan, dunia usaha, hingga kementerian terkait untuk membangun jembatan keterampilan dan kewirausahaan. Selain pelatihan teknis, warga juga diberikan mentoring bisnis dan informasi pasar kerja.
Harapannya, kata Suwarso, masyarakat tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki visi untuk berwirausaha dan bertahan di tengah dinamika pasar kerja yang terus berubah.
“Job fair ini hanyalah salah satu pintu. Tapi kerja besar kita adalah mencetak generasi yang tidak hanya siap kerja, tapi juga mandiri secara ekonomi,” pungkasnya. (Bey)












