KARAKTER.CO.ID, Samarinda – Progres pembangunan Driving Range Golf di kawasan GOR Segiri menjadi perhatian Komisi III DPRD Kota Samarinda. Pihaknya mencermati sejumlah aspek teknis dan efisiensi penggunaan anggaran pada proyek yang kini memasuki tahap kedua.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, mengungkapkan bahwa sebagian besar dana pembangunan terserap untuk sistem layanan golf berbasis teknologi. Dari total anggaran tahap kedua sebesar Rp33 miliar, sekitar 45 persen digunakan untuk pengadaan sistem golf service berteknologi digital yang diimpor dari Korea Selatan.
“Komponen golf service ini menyedot hampir setengah anggaran. Sistemnya full digital, dan kabarnya juga dipakai di tempat-tempat prestisius seperti Arjuna Kebun Jeruk dan Dago, Bandung,” kata Deni, Selasa (16/7/2025).
Pengadaan perangkat tersebut dilakukan dengan metode pembelian langsung, tanpa skema kontrak tahunan. Menurut Deni, keputusan ini memungkinkan pemerintah kota untuk langsung memiliki penuh fasilitas tanpa beban biaya berkelanjutan.
“Modelnya beli putus. Semua perangkat IT dan sistem golfnya langsung dimiliki, jadi tidak ada kontrak fee tahunan seperti langganan,” jelasnya.
Di luar itu, sekitar 39 persen dari anggaran juga dialokasikan untuk membangun struktur fisik berupa tiang dan jaring pengaman. Fasilitas ini dirancang untuk menjamin keamanan area seluas hampir 1 hektare tersebut.
Dengan nilai investasi yang cukup besar, dirinya juga mengingatkan pentingnya tata kelola yang profesional. Deni menekankan bahwa proyek ini tidak boleh berhenti pada pembangunan fisik semata, namun harus dipastikan keberlanjutannya sebagai aset produktif.
“Kami mendorong agar pengelolaan nanti tidak dilakukan secara asal-asalan. Harus dikelola secara profesional, karena ini aset besar yang bisa jadi sumber PAD ke depan,” tegasnya.
Driving range ini dirancang tidak hanya sebagai fasilitas olahraga, tetapi juga sebagai wahana latihan modern yang berpotensi mendorong sektor ekonomi kreatif dan pariwisata olahraga. Dengan konsep digital dan modern, fasilitas ini diklaim menjadi yang pertama di Kalimantan.
“Kalau dikelola maksimal, bukan hanya warga Samarinda yang akan merasakan manfaatnya, tapi juga bisa jadi daya tarik olahraga dan pariwisata regional,” pungkasnya. (Bey)












