Budidaya Ikan Cupang, Jadi Bisnis Menjanjikan

2 menit reading
Jumat, 21 Mei 2021 04:24 0 96 Redaksi

KARAKTER.CO.ID – Ikan Cupang merupakan salah satu ikan hias asal asia tenggara yang cukup banyak diminati masyarakat. Warna mencolok serta bentuknya yang cantik membuat siapa saja senang melihatnya.

Hal inilah yang membuat Angga Suryo, pemilik Toko Galaxy, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara akhirnya tertarik untuk membudidayakan Ikan Cupang.

“Awalnya hanya sekedar melihat turnamen, sekarang saya jadikan bisnis,” ujarnya, Minggu (16/5/2021).

Angga melanjutkan, untuk musim perlombaan sendiri, dirinya dapat meraup keuntungan penjualan hingga Rp2,5 juta. Tidah hanya itu, beragam keunikan dalam perlombaan, menambah semangatnya untuk terus membesarkan usaha tersebut.

Untuk tetap mempertahankan eksistensi Ikan Cupang, Angga Suryo dan teman-temannya membentuk komunitas pecinta Ikan Cupang yang bernama Asosiasi Betta Bontang yang sudah berbadan hukum.

“Asosiasi inilah yang akan mengadakan event perlombaan Ikan Cupang di Kota Bontang. Penilaiannya pun berdasarkan proporsi bentukan badan dan ekor yang harus seimbang,” kata Angga.

Soal kualitas, Ikan Cupang milik Angga Suryo tidak perlu diragukan lagi. Sudah banyak penghargaan yang diraihnya, mulai dari perlombaan tingkat kota sampai dengan perlombaan nasional di Bekasi sudah pernah dimenangkannya.

Menurut Angga kesulitan dalam bisnis penjualan Ikan Cupang adalah harus seringnya mengganti air Ikan Cupang selama 4 hari sekali, apalagi melihat Ikan Cupang yang dijualnya cukup banyak dan akuarium hanya bisa menempati satu ikan saja. Belum lagi kadar garam dalam air perlu diperhatikan.

Saat ini masyarakat hanya melihat dan membeli Ikan Cupang berdasarkan warna yang menarik bagi mereka. Namun untuk pecinta Ikan Cupang jenis dan kualitas Ikan Cupang sangatlah penting.

“Harga ikan SNI bisa sampai Rp300 ribu– Rp2 juta, berbeda dengan jenis Ikan Cupang biasa yang Rp30 ribuan saja,” tutupnya. (*)

Reporter : Enggar Ap
Editor : Mirah Hayati

Print Friendly, PDF & Email

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
.read_related { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .bio_avatar { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .beritaxx_related { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .area_footer_menu taxx_clear { display: none !important; } .after_title { display: inline !important; font-size: 14px !important; } .secondary_content { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .footer { display: none !important; } .taxxfooter { display: none !important; } .have_comment { display: none !important; }