Masih Tinggi, Adrofdita Bakal Fokus Turunkan Stunting di Bontang

2 menit reading
Selasa, 3 Okt 2023 04:54 0 57 Redaksi

KARAKTER.CO.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Adrofdita menyoroti tingginya kasus stunting yang menimpa masyarakat Kota Bontang. Sementara penduduk Kota Taman terbilang sedikit dibanding kota lain.

Sehingga pasca dilantik ia mengaku akan mulai konsen dalam bekerja utamanya dalam menangani persoalan stunting. Terutama membangun komunikasi dengan mitra kerja Komisi I DPRD Kota Bontang

Dari hasil Survei Statis Gizi Indonesia (SSGI) stunting di wilayah maritim ini masih angka 21 persen. Oleh karena itu, menurutnya penurunan angka stunting menjadi hal yang harus diupayakan.

Hal tersebut sebagai bentuk tanggungjawab dirinya yang memiliki masa jabatan singkat, hanya berkisar satu tahun. Salah satu menjadi fokusnya yakni bagian kesehatan, terutamanya persoalan stunting.

“Jadi mungkin karena ada persoalan jadi sulit ditangani. Karena dibanding kota lainnya, penduduk Bontang sedikit,” ungkapnya usai dilantik melalui pergantian antar waktu (PAW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Terlebih kata dia, Komisi I merupakan mitra Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM) sudah seharusnya bekerjasama dalam menangani stunting.

“Saya akan pelajari bagaimana caranya stunting bisa turun. Agar dapat memberi sesuatu yang berarti bagi Bontang,” ucapnya.

Sebagai informasi, dengan adanya PAW tersebut maka struktur Komisi I DPRD Kota Bontang saat ini diketuai Muslimin, Wakil Ketua Raking, Sekretaris Muhammad Irfan. Sementara anggotanya terdiri dari Abdul Haris, Rusli, Maming, dan Adrofdita.

Sedangkan, untuk Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Bontang terdiri dari Ketua Nursalam, Wakil Ketua Ridwan, Sekretaris Yessy Waspo Prasetyo. Anggotanya yakni Bakhtiar Wakkang, Raking, Maming, Muhammad Irfan, Siti Yara, dan Adrofdita.

Penulis: Ira

Print Friendly, PDF & Email

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
.read_related { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .bio_avatar { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .beritaxx_related { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .area_footer_menu taxx_clear { display: none !important; } .after_title { display: inline !important; font-size: 14px !important; } .secondary_content { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .footer { display: none !important; } .taxxfooter { display: none !important; } .have_comment { display: none !important; }