KARAKTER.CO.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam meminta pemerintah untuk melakukan komunikasi bersama para tokoh masyarakat Guntung.
Hal tersebut kata dia, agar relokasi terhadap buaya-buaya yang sering masuk ke pemukiman penduduk berjalan lancar. Pasalnya usai penyerangan reptil itu kepada salah seorang warga, BKSDA bakal melakukan penangkapan guna memindahkan binatang melata ini.
“Jadi pemerintah dan dinas terkait perlu melakukan komunikasi dengan para tokoh masyarakat di Guntung sebelum buaya-buaya tersebut dipindahkan. Sehingga kebijakan yang diambil nantinya atas kesepakatan semua pihak,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Lanjutnya, meski kewenangan melakukan relokasi terhadap reptil tersebut yakni Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), akan tetapi menurutnya sebaiknya berdiskusi bersama mencari solusi agar tidak ada lagi korban dan keselamatan warga sekitar merupakan hal yang prioritas.
“Apalagi salah satu buaya di Guntung bisa menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri karena kedekatannya dengan manusia. Banyak artis datang berkunjung, jadi sebaiknya bicara dulu dengan masyarakat,” tuturnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi korban diserang saat membawa makanan buat suaminya yang sedang menguras air di dalam perahunya. Kaki Fitri (27) ditarik dan diseret sejauh 10 meter dari bibir sungai.
Sang suami yang menyadari istrinya diterkam buaya pun turut membantu. Ia sempat memukul badan reptil tersebut. Selain itu, ia juga sempat memasukkan kakinya ke dalam mulut buaya agar kaki istrinya dapat terlepas.
“Ada satu jam kami melawan buayanya barulah kaki Fitri dilepas, suaminya juga ikut luka tapi tidak parah,” ujar salah satu saksi kejadian.
Akibat insiden tersebut, Fitri mendapat empat gigitan di beberapa bagian tubuh, bagian terparah perut kanan bawah dan lipatan paha kanan serta kaki kiri Fitri luka parah. Selain itu, ia juga mengalami infeksi paru-paru.
“Korban harus menjalani operasi karena terkaman buaya itu,” beber Dokter Bedah RS PKT dr Fachrisatul Masruroh ditemui beberapa waktu lalu.
Penulis: Ira
Tidak ada komentar