Stunting di Kota Bontang Masih Menjadi Tantangan, Tri Ismawati Dorong Pemkot Lakukan Pemetaan

2 menit reading
Jumat, 2 Agu 2024 22:58 0 48 Redaksi

KARAKTER.co.id – Kota Bontang menghadapi tantangan signifikan dalam penanganan stunting, dengan angka prevalensi yang masih tertinggal dibandingkan daerah lain di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dari penilaian Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 lalu, posisi Kota Taman paling tinggi, yakni kenaikan prevalensi stunting mencapai 6,4 persen. Hal tersebut mengantarkan Bontang mendapat predikat wilayah penanganan stunting paling buruk se-Kaltim.

Menyikapi persoalan itu, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Tri Ismawati mengatakan meski persentasenya di Bontang menunjukkan penurunan signifikan, namun kota ini masih memiliki persentase stunting yang paling tinggi di Kaltim.

Ia menekankan agar pemerintah daerah lebih maksimal menggiatkan program-program penanggulangan stunting untuk mencapai target yang ditentukan pemerintah pusat, yaitu 14 persen. Terutama sudah memasuki akhir tahun.

Menurutnya, meski sudah ada kebijakan dari kelurahan dan posyandu, dan berbagai inisiatif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) seperti telur, vitamin, dan rutin mengecek timbangan serta ukuran balita tetapi perlu ada langkah preventif lainnya. Terlebih di daerah pesisir.

Kata dia, yang perlu menjadi atensi pemerintah yakni kawasan pesisir lantaran penanganan stunting di bagian kota sudah berjalan baik. Oleh karena itu, perlunya pemetaan untuk menentukan lokasi-lokasi dengan prevalensi stunting yang tinggi menjadi sangat penting agar penanganan merata.

“Pemantauan dan evaluasi terhadap kebijakan yang ada harus dilakukan dengan lebih seksama, terutama di daerah pesisir. Kita perlu memetakan secara rinci daerah atau kelurahan mana yang masih memiliki angka stunting yang tinggi, sehingga intervensi dapat dilakukan secara lebih terfokus,” ujarnya, ditemui usai Rapat Paripurna, Jumat (2/8/2024) malam.

Dinas terkait diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memastikan semua daerah, termasuk yang paling terpinggirkan mendapatkan perhatian dan dukungan yang diperlukan untuk menurunkan angka stunting hingga mencapai nol.

“Kalau bisa di angka 0, makanya harus ada target yang mau dicapai,” tutupnya.

Penulis : Rae

Print Friendly, PDF & Email

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
.read_related { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .bio_avatar { display: none !important; } .bio_author { display: none !important; } .beritaxx_related { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .area_footer_menu taxx_clear { display: none !important; } .after_title { display: inline !important; font-size: 14px !important; } .secondary_content { display: none !important; } .beritaxx_commentform { display: none !important; } .copyright { display: none !important; } .footer { display: none !important; } .taxxfooter { display: none !important; } .have_comment { display: none !important; }