KARAKTER.CO.ID – Seorang preman bernama Dadang ‘Buaya’ membuat geger lantaran ngamuk-ngamuk di kantor Koramil dan Polsek Pameungpeuk, Garut. Dia akhirnya dijebloskan ke penjara.
Bersama belasan rekannya, pria berambut coklat ini secara “berani” menyerang Markas Koramil Pameungpeuk dan Markas Polsek Pameungpeuk yang ada di selatan Garut, Jawa Barat.
Dalam kondisi mabuk, Dadang Buaya Cs menantang para anggota koramil.
Namun, kini mereka telah ditangkap. Perangainya jauh berbeda. Tak ada lagi keberanian dan “kegagahan” saat menyerang markas koramil. Yang tersisa hanyalah penyesalan. Wajah Dadang tampak babak belur.
Serbu markas tentara dan polisi
Seperti diberitakan, Dadang Buaya mengamuk dan menyerang Koramil dan Polsek Pameungpeuk bersama dengan 14 preman temannya padaJumat (28/5/2021).
Mengutip Tribun Jabar, Dadang Buaya memimpin penyerangan Polsek dan Koramil Pameungpeuk dengan membawa senjata tajam samurai, celurit hingga golok.
Aksi Dadang Buaya dan gerombolan preman di Garut ini memang membuat resah warga sekitar. Apalagi, dia kerap mabuk dan membawa senjata tajam.
Bahkan, sebelum menyerang Polsek dan Koramil Pameungpeuk Garut, dia menyerang seorang warga, anggota TNI Lettu Saparudin dan anggota Polri Bripka Dedi.
1. Pimpin preman serang markas tentara dan polisi
Nama Dadang Buaya (45) mendadak viral karena aksinya yang nekat menyerang markas Koramil dan Polsek Pamaeungpeuk Kabupaten Garut.
Dadang Buaya yang membawa 14 rekannya, dengan gagah berani menantang petugas di Koramil Sabtu (29/5/2021) pagi itu.
Tak pelak aksi Dadang Buaya yang membawa senjata tajam seperti golok, samurai, parang, dan celurit ini membuat heboh pihak kepolisian dan koramil serta warga sekitar.
2. Tak terima ditegur warga
Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB, Dadang Buaya dkk terlihat cekcok dengan seorang nelayan.
Kapolsek AKP Dedin Permana mengatakan, saat itu Jaka (45) warga Kampung Bunisari, Desa Mancagahar Pemeungpeuk Garut baru saja pulang dan melintas di jalan tersebut.
Saat bersamaan Dadang Buaya yang juga membawa sepeda motor melintas tetapi bukan di jalurnya alias berlawanan arah di kawasan Wisata Sayangheulang.
Jaka kemudian memberikan teguran, namun Dadang Buaya tak terima dan kemudian menodongkan pisau ke leher Jaka serta menamparnya.
Bahkan, Dadang Buaya kemudian menarik Jaka ke arah Curugan, di depan Hotel Balinda dan mengintimidasi Jaka.
Namun Jaka tak terima sehingga mereka cekcok.
3. Serang tentara
Karena ribut, warga sekitar yang ngeri melihat kejadian itu, kemudian melapor dan meminta bantuan anggota TNI Lettu Saprudin (45).
Lettu Saprudin adalah anggota Kesatuan Cilodong Bogor yang saat itu tengah cuti dan merupakan kerabat Jaka.
“Namun Dadang Buaya justru menyerang saudara Saprudin,” jelas Kapolsek.
4. Berusaha bacok polisi
Karena tidak selesai, warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Babinmas Desa Mancagahar, Bripka Dedi yang berusaha melerai aksi Dadang Buaya.
Namun, Dadang Buaya balik menyerang Bripka Dedi, bahkan Dadang sempat merampas golok milik seorang petani untuk membacok Bripka Dedi namun digagalkan.
Saat Bripa Dedi cekcok dengan Dadang, Lettu Saprudin justru cekcok dengan teman Dadang Teri alis Abang.
Anggota Polsek Pameungpeuk pun kemudian mendatangi lokasi dan melerai perkelahian dan cekok tersebut sehingga bubar. Dadang dkk diminta pergi dan tidak boleh lagi mengulangi tindakan tersebut.
5. Datangi koramil dan polsek
Setelah bubar, ternyata Dadang Buaya cs tak puas dengan kejadian tersebut lalu mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk mencari Lettu TNI Saprudin dan membuat perhitungan.
Mereka datang dengan jumlah 15 orang membawa golok, samurai, celurit dan sejata tajam lainnya. Namun aksi ini diredakan oleh anggota Koramil yang bertugas dan Dadang cs dihalau pergi.
Tak puas mendatangi Markas Kormail, Dadang Buaya dkk dengan gagah mendatangi Markas Polsek mencari Bripka Dedi.
Dalam keadaan mabuk dia mengamuk, namun kemudian digagalkan oleh Bripka Uun yang bertugas dan meminta dia pulang.
6. Ditangkap di rumahnya
Karena dianggap membahayakan, apalagi dalam keadaan mabuk dan membawa senjata tajam. Maka dilakukan koordinasi antara Polsek dan Koramil.
Selanjuntya petugas gabungan mendatangi kediaman Dadang Buaya dan dia kemudian diringkus.
Saat hendak ditangkap lagi-lagi Dadang Buaya mengamuk, sehingga dia pun terlibat bonyok dan mukanya lebam.
Kali ini Dadang tertunduk lesu dan meminta maaf atas tindakannya yang ngamuk sebarangan. Pria dengan tubuh penuh tato ini mengaku menyesal.
“Sejauh ini pasca penangkapan, Situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) Pameungpeuk pascakejadian aman, tertib, dan kondusif,” kata Dedin.
Dandim Garut Bantah Dadang Buaya Serang Koramil
Dandim 0611/Garut memberi keterangan resmi terkait aksi Dadang Buaya Cs yang terlibat cekcok di depan markas Koramil Pameungpeuk dan Polsek Pameungpeuk.
Dandim Garut Letkol CZI Deni Iskandar mengklarifikasi kabar yang beredar di masyarakat tentang adanya penyerangan ke markas Koramil Pameungpeuk.
“Ada berita yang tengah viral terkait penyerangan Koramil, itu tidak ada. Saya tegaskan tidak ada penyerangan ke Koramil maupun Polsek,” ucapnya saat menggelar jumpa pers, Sabtu (29/5/2021) malam.
Menurut Deni datangnya Dadang Buaya dan teman-temannya adalah mengejar salah satu anggota TNI dan Kamtibmas yang meminta perlindungan ke Koramil.
“Keduanya melarikan diri ke Koramil, istilahnya menyelamatkan diri,” ujarnya.
Dadang Buaya kemudian datang ke markas Koramil Pameungpeuk dan mencari keberadaan kedua orang tersebut.
Aksi Dadang berhasil dihalau sebelum bisa masuk ke dalam Koramil.
“Si Dadang ini mengejar ke Koramil tapi mobilnya di depan, oleh Babinsa kami dari Koramil ditahan tidak boleh masuk. Ya, kami wajarlah ada orang yang meminta pertolongan kami bantu selamatkan, karena pelaku ini membawa senjata tajam termasuk minuman keras di dalam mobilnya,” ucap Deni. (*)
Tidak ada komentar